Oleh : Sudrajad Yudo Putra, S.Psi
Zaman semakin berubah, dinamika kehidupan pula
semakin cepat berbaur ataupun cepat menolak, yah bukan karena apa, karena zaman
semakin berubah. Seperti halnya dengan respon masyarakat dunia tentang filosofi
keagamaan. Zaman now, yang dilihat adalah kemajuannya, bukan sebaik apa
agamanya, yang dilihat adalah sejauh mana manusia itu berkembang, bukan
sejauhmana dia taat dalam beragama. Contoh kecilnya Palestina yang sekarang
sedang digadang-gadang oleh masyarakat dunia, bahkan Amerika berani menyatakan
bahwa Yerussalem adalah ibukota Israel, padahal dulunya, masyarakat Israel tak
punya negara. Yah karena kemajuan teknologinya, ekonominya, dan mampu menguasai
dunia, dia(Amerika) berani seorang diri menyatakan kepada seluruh dunia bahwa
apa yang menjadi pemikirannya adalah benar.
Ini membuktikan apa, bahwa saat ini yang menguasai
dunia adalah yang memiliki kuasa, yah konsep preman “ini wilayahku, aku yang berhak mengatur segalanya” adalah hukum dunia
yang kejam saat ini. Konsep ini tak hanya di Indonesia saja, yang menjadi
preman juru parkir dan menodong siapa yang memarkirkan kendaraannya di
wilayahnya,padahal tanahnya bukan miliknya, hal ini berlaku di seluruh dunia. Seperti
“Aku yang menguasai dunia, kalian harus tunduk sama aku, jikalau tidak, aku
akan merusak ekonomi dunia, berbagai hibah aku stop, aku tak akan membantu kamu
lagi, dan aku blacklist anda dari seluruh jaringan yang kumiliki, walau kamu
memiliki negara, tetapi aku yang berkuasa disini”.
Kekejaman seperti ini harus dilawan, melalui apa? Yah
melalui kemajuan bangsa dan negara, dari mana ? yah tentunya dimulai diri
sendiri, berkarya tanpa batas, semangat juang yang tinggi tentunya adalah hal
yang utama. Apakah harus berkarya dan melupakan filosofi keagamaan? Oh tidak, justru
itu harus dipupuk dan dikembangkan. Sekarang ini, dakwah tidak harus
menggunakan dalil, jika ada dalil naqli itu bisa dipergunakan untuk memperkuat
keimanan diri. Tetapi untuk menjelaskan dalil ini kepada orang lain, tak
mungkin kita menggunakan dalil naqli, mereka langsung menolaknya, otomatis kita
menggunakan dalil aqli, melalui penjelasan yang rasional dan ilmiah agar lebih
meyakinkan, melalui karya tentunya.
Untungnya, negara simbol keislaman, Arab Saudi,
bukanlah negara miskin, melainkan negara yang kaya raya. Disini muslim boleh berbangga,
bahwa negara Islam masih bisa menyaingi kemajuan negara lain. Mungkin hal ini
sudah ditakdirkan oleh Yang MahaKuasa. Agar muslim dunia buka mata, bahwa
selain taat beragama, kesejahteraan dan keberadaan yang baik harus ditunjukkan
kepada dunia. Seperti sahabat Umar ra. yang
membaca Alquran di kala tahajud dengan suara nyaring, bukan karena riya’ tetapi
dengan niat agar yang lain di sebelahnya terbangun dan ikut melaksanakan
ibadah. Yah, sekali-kali menunjukkan kebaikan untuk memberikan sesuatu yang
baik itu boleh kok, asal tidak berlebihan dan sombong, itu saja.
Sebuah oase bagi Palestina jika ada seluruh penduduk
bumi yang adalah negara Islam yang maju. Mungkin Amerika akan berpikir dua kali
untuk mengatakan “Yerussalem adalah milik Israel” karena premannya saat itu
adalah muslim sejati yang menguasai jalanan bumi.
Wallahua’lam bisshowab.
Kamal, 07/01/2018
Kediaman Surga Dunia, Rumah Telang
No comments:
Post a Comment