Monday, 14 August 2017

*Duduk Bersama Angin*


Langit tak selamanya biru

Awan yang mengiringnya pun tak selamanya akan putih bersih seperti salju yang tanpa dosa

Dia pernah mendung seperti sungai yang keruh karena sampah mengotori kejernihan sungainya

Begitu pula cerita kita, yang tak selamanya aku duduk bersamamu, terkadang aku duduk bersama angin, hampa

Aku tak permasalahkan aku duduk bersama siapa, tetapi ketika kau tak disini, semua adalah angin, hampa

Inginku membuat proyeksi dirimu, membuat sesuatu yang sama sepertimu, tapi hati tidak bisa berbohong, aku letih

Letihku mungkin tidak seperti letihnya mentari yang mengelilingi bumi. Tidak

Letihku seperti api yang bosan berapi-api di kayu, sehingga redup pada saat dia benar-benar letih

Aku tak peduli aku akan redup atau berapi-api, aku tak peduli

Justru dengan tanpamu disini, lebih tepatnya aku bersama angin. Aku semakin liar

Liar yang mencengkram rindu, mencengkram dari dahannya hingga ranting bahkan sampai akar-akarnya.

Aku liar yang mencengkram rindu. Aku buas akan rindu

Telang, 15-08-2017

No comments:

Post a Comment