Anggap saja kota ini adalah kenangan
Dan aku sedang duduk di sudut kota
Setengah ragaku adalah rindu
Setengahnya lagi adalah kamu
Gedung, lampu lalu lintas, dan mobil
Kuanggap sebagai atribut kisah kita
Tak lupa aku lepas dari senja
Jika pagi aku adalah rindu, maka malamku adalah kamu
Kubiarkan mentari menyinari hariku
Agar rindu semakin terik
Dan kusisakan gelap di malam hari
Agar kamu selalu menghantuiku
Tahukah aku perbedaan antara rindu dan kamu ?
Seutas fantasi yang penuh gelora tentunya
Epik tragedi, atau melodi ?
Tergantung kacamatamu, Kasih
Oww...
Kota ini bukanlah yang dulu,
Sekarang lebih modern
Lebih banyak lampu berpijar
Dan kenangan yang warna-warni
Ketika di perempatan jalanan
Kau sering tersesat,
Bodoh, kau punya peta
Tapi tak tahu jalan pulang
Atau kau memang sengaja tersesat
Agar kau hidup di kota lebih lama
Menikmati setiap menitnya
Merasakan setiap udaranya
Yang jelas saja
Kita tak sedang bercanda
Kota ini bukan kota yang dulu
Kota ini kota kenangan masa depan

No comments:
Post a Comment