Monday, 30 October 2017

99 CAHAYA DI LANGIT EROPA YANG MENGHASILKAN KENANGAN


Agar saya rajin menulis terkadang membutuhkan pancingan. Perlu umpan untuk mendapatkan ide dan mood. Ketika otak sedang buntu, dan mood yang jelek pasti cobaan berat bagi penulis. Yah, maka dari itu, perlu adanya pancingan. Saya sering terjadi seperti ini. Bahkan tulisan ini, saya pancing dengan melihat film “99 Cahaya di Langit Eropa”. 

Saya memang begitu, ketika pikiran dan emosi tidak mendukung, saya menonton film atau meresapi sebuah lagu tertentu yang diharapkan mendatangkan sebuah inspirasi untuk menulis. Karena, menulis membutuhkan emosi yang tenang dan damai. Untuk mempertahankan mood dan pikiran yang tenang memang susah, apalagi bagi yang memiliki banyak tuntutan, misalnya saja mahasiswa yang dikejar tugas yang menumpuk, seorang ibu dengan carut-marutnya urusan pendapuran rumah tangga, seorang ayah yang telah penat dengan seharian di kantor. Tentu mengontrol emosi bukanlah hal yang mudah, tetapi, jika menulis adalah sebuah panggilan, tentunya bisa untuk mengontrol emosi dan tetap berkarya.

Selanjutnya, sebenarnya saya menulis ini bukan untuk membahas tentang ”KIAT MENULIS DI SIANG BOLONG”, bukan itu. Tetapi saya ingin membahas lainnya, yaitu tentang KENANGAN. Loh ??? kug beda jauh dari paragraph awal. Iyah, karena saya ingin berbagi sekilas tentang cara memperoleh mood ala Kang Jajad dalam menulis.

Okey, kenapa saya ingin membahas kenangan. Karena ingin melanjutkan isi pemikiran dari cerpen “Penjara Tanpa Jeruji” beberapa waktu lalu yang telah di posting di blog ini. Sebenarnya, manusia terkurung dalam kenangan yang buruk dan indah, tetapi banyak yang terfokus oleh kesedihan. Dan berita buruknya, ketika dia sedih, tingkat kematian akan meningkat. Karena kenangan buruk bisa membuat orang bunuh diri, dendam, saling membunuh, saling melukai, dan lainnya. Misalnya saja tuh, ketika seorang anak masih kecil,melihat kedua orang tuanya meninggal karena sakit yang tak dapat bantuan dana pengobatan dari pemerintah, maka anak tersebut akan benci kepada pemerintah. So, ada kemungkinan ketika besar, si anak ini menjadi pengkhianat negara, karena kenangan buruk yang menimpa dirinya. Belum lagi anak muda yang putus cinta, banyak tho yang bunuh diri karena putus cinta, atau seorang suami yang bertikai dengan lelaki selingkuhan istrinya. Yah semua karena kita tak dapat lepas dari kenangan. Kenangan oh kenangan, sebegitu burukkah engkau ?.

Tidak, itu hanya sisi buruk dari kenangan saja, sisi baiknya, kenangan akan membuat manusia lebih indah hidupnya, kisah yang penuh kasih, cerita yang penuh kejujuran dan kenyamanan akan membawa seorang tersebut pada kedamaian. Misalnya saja tuh, sekelompok lelaki perantauan yang tinggal satu asrama yang hidupnya saling menghargai, toleransi, membangun keakraban dengan berbagai cerita, membuat keseruan dan kekonyolan bersama, akan menjadi kenangan indah. Otomatis sekelompok lelaki perantauan ini akan menjadi satu kelompok yang solid, walau berbeda budaya dan agama. 

Kenangan memang sangat sensitif sebenarnya. Perkataan dan perilaku kita saat ini adalah kenangan kita di masa depan. Mari kita menjaga kenangan masa depan kita dengan menjaga perkataan dan perilaku kita saat ini dan dimulai dari sekarang. Agar kenangan kita di masa depan merupakan kenangan yang indah-indah. Setuju nggak gaes ?.

Di dalam cerpen “Penjara Tanpa Jeruji” adalah sebuah cerita dimana seseorang selalu terkurung dalam masa lalunya. Seorang yang susah move on, ya karena kenangannya begitu kuat dan hebat. Maka dari itu si tokoh selalu mencari kenangan baru, walau susah untuk menggantikan masa lalunya.

Kenangan adalah memori masa lalu yang diseret di masa sekarang. Seharusnya masa lalu adalah lalu, cukup diambil hikmahnya, jangan diseret masa kini. Dan masa kini seharusnya bebas dari masa lalu dan masa depan, dalam artian ambil hikmah masa lalu, untuk menuju masa depan yang lebih cerah, cukup diambil seperlunya, jangan semuanya. Begitupun masa depan, jangan sampai terganggu dengan masa kini ataupun masa lalu, karena masa depan bisa berubah kapanpun dan itu pasti.

Jadi sebenarnya manusia terbagi menjadi tiga golongan, golongan masa lalu, yaitu dia yang condong memikirkan masa lalu, yang ujung-ujungnya pesimis. Golongan masa kini yang melupakan masa lalu akhirnya dia melakukan kesalahan yang sama, dan melupakan masa depan yang akhirnya dia lalai bahwa ada hari esok yang harus digapai. Terakhir, golongan masa depan, yang sukanya berkhayal, bermimpi, tetapi lupa bahwa hari ini adalah harinya untuk bertindak.

Jadi ketika kita ingin memperbaiki kenangan, jawabannya adalah perbaiki masa sekarang, yang menggunakan porsi yang cukup untuk mengingat kenangan dan menjaga kenangan di masa depan. Masih bingung ?

Okey intinya,

 JAGA KENANGAN MASA DEPANMU MULAI HARI INI.

AGAR TAK ADA KENANGAN BURUK YANG MUNCUL LAGI.

1 comment:

  1. Tak akan ada kenangan yg buruk, jika kita mampu memaknai lebih dalam setiap jengkal hal yg pernah terjadi mnimpa dri kita

    ReplyDelete