Agar saya rajin menulis terkadang
membutuhkan pancingan. Perlu umpan untuk mendapatkan ide dan mood. Ketika otak
sedang buntu, dan mood yang jelek pasti cobaan berat bagi penulis. Yah, maka
dari itu, perlu adanya pancingan. Saya sering terjadi seperti ini. Bahkan
tulisan ini, saya pancing dengan melihat film “99 Cahaya di Langit Eropa”.
Saya memang begitu, ketika
pikiran dan emosi tidak mendukung, saya menonton film atau meresapi sebuah lagu
tertentu yang diharapkan mendatangkan sebuah inspirasi untuk menulis. Karena,
menulis membutuhkan emosi yang tenang dan damai. Untuk mempertahankan mood dan
pikiran yang tenang memang susah, apalagi bagi yang memiliki banyak tuntutan,
misalnya saja mahasiswa yang dikejar tugas yang menumpuk, seorang ibu dengan
carut-marutnya urusan pendapuran rumah tangga, seorang ayah yang telah penat
dengan seharian di kantor. Tentu mengontrol emosi bukanlah hal yang mudah,
tetapi, jika menulis adalah sebuah panggilan, tentunya bisa untuk mengontrol
emosi dan tetap berkarya.
Selanjutnya, sebenarnya saya
menulis ini bukan untuk membahas tentang ”KIAT MENULIS DI SIANG BOLONG”, bukan
itu. Tetapi saya ingin membahas lainnya, yaitu tentang KENANGAN. Loh ??? kug beda jauh dari paragraph awal. Iyah, karena
saya ingin berbagi sekilas tentang cara memperoleh mood ala Kang Jajad dalam
menulis.
Okey, kenapa saya ingin membahas
kenangan. Karena ingin melanjutkan isi pemikiran dari cerpen “Penjara Tanpa
Jeruji” beberapa waktu lalu yang telah di posting di blog ini. Sebenarnya,
manusia terkurung dalam kenangan yang buruk dan indah, tetapi banyak yang
terfokus oleh kesedihan. Dan berita buruknya, ketika dia sedih, tingkat
kematian akan meningkat. Karena kenangan buruk bisa membuat orang bunuh diri,
dendam, saling membunuh, saling melukai, dan lainnya. Misalnya saja tuh, ketika
seorang anak masih kecil,melihat kedua orang tuanya meninggal karena sakit yang
tak dapat bantuan dana pengobatan dari pemerintah, maka anak tersebut akan
benci kepada pemerintah. So, ada kemungkinan ketika besar, si anak ini menjadi
pengkhianat negara, karena kenangan buruk yang menimpa dirinya. Belum lagi anak
muda yang putus cinta, banyak tho yang bunuh diri karena putus cinta, atau seorang
suami yang bertikai dengan lelaki selingkuhan istrinya. Yah semua karena kita
tak dapat lepas dari kenangan. Kenangan oh kenangan, sebegitu burukkah engkau ?.
Tidak, itu hanya sisi buruk dari kenangan
saja, sisi baiknya, kenangan akan membuat manusia lebih indah hidupnya, kisah
yang penuh kasih, cerita yang penuh kejujuran dan kenyamanan akan membawa
seorang tersebut pada kedamaian. Misalnya saja tuh, sekelompok lelaki
perantauan yang tinggal satu asrama yang hidupnya saling menghargai, toleransi,
membangun keakraban dengan berbagai cerita, membuat keseruan dan kekonyolan
bersama, akan menjadi kenangan indah. Otomatis sekelompok lelaki perantauan ini
akan menjadi satu kelompok yang solid, walau berbeda budaya dan agama.
Kenangan memang sangat sensitif sebenarnya.
Perkataan dan perilaku kita saat ini adalah kenangan kita di masa depan. Mari kita
menjaga kenangan masa depan kita dengan menjaga perkataan dan perilaku kita
saat ini dan dimulai dari sekarang. Agar kenangan kita di masa depan merupakan
kenangan yang indah-indah. Setuju nggak gaes ?.
Di dalam cerpen “Penjara Tanpa
Jeruji” adalah sebuah cerita dimana seseorang selalu terkurung dalam masa
lalunya. Seorang yang susah move on, ya
karena kenangannya begitu kuat dan hebat. Maka dari itu si tokoh selalu mencari
kenangan baru, walau susah untuk menggantikan masa lalunya.
Kenangan adalah memori masa lalu
yang diseret di masa sekarang. Seharusnya masa lalu adalah lalu, cukup diambil
hikmahnya, jangan diseret masa kini. Dan masa kini seharusnya bebas dari masa
lalu dan masa depan, dalam artian ambil hikmah masa lalu, untuk menuju masa
depan yang lebih cerah, cukup diambil seperlunya, jangan semuanya. Begitupun masa
depan, jangan sampai terganggu dengan masa kini ataupun masa lalu, karena masa
depan bisa berubah kapanpun dan itu pasti.
Jadi sebenarnya manusia terbagi
menjadi tiga golongan, golongan masa lalu, yaitu dia yang condong memikirkan
masa lalu, yang ujung-ujungnya pesimis. Golongan masa kini yang melupakan masa
lalu akhirnya dia melakukan kesalahan yang sama, dan melupakan masa depan yang
akhirnya dia lalai bahwa ada hari esok yang harus digapai. Terakhir, golongan
masa depan, yang sukanya berkhayal, bermimpi, tetapi lupa bahwa hari ini adalah
harinya untuk bertindak.
Jadi ketika kita ingin
memperbaiki kenangan, jawabannya adalah perbaiki masa sekarang, yang
menggunakan porsi yang cukup untuk mengingat kenangan dan menjaga kenangan di
masa depan. Masih bingung ?
Okey intinya,
JAGA
KENANGAN MASA DEPANMU MULAI HARI INI.
AGAR TAK ADA KENANGAN BURUK YANG MUNCUL LAGI.

Tak akan ada kenangan yg buruk, jika kita mampu memaknai lebih dalam setiap jengkal hal yg pernah terjadi mnimpa dri kita
ReplyDelete